Sumber gambar : http://lelang-lukisanmaestro.blogspot.co.id/2016/01/lukisan-abstrak-karya-heno-airlangga.html
Akhirnya warga yang tak mempunyai cukup uang untuk
membeli kebutuhan pokok selama satu bulan terpaksa harus berhutang pada para
penjual dengan konsekuensi penambahan bunga setiap bulannya. Warga Kali Krasak
yang sudah tidak adapilihan lain terpaksa mengikuti kondisi yang bagi mereka
pun sama sekali tidak nyaman di dalamnya. Beberapa warga akhirnya pulang ke
kampung membawa kebutuhan pokok yang masing-masing sudah mereka beli. Bagi
mereka yang tak mau terlilit banyak hutang hanya membawa sedikit barang hasil
belanja. Namun tak sedikit warga yang membawa banyak hasil panen tersebut
sebanding dengan hutang yang sudah siap mereka tanggung selama beberapa bulan
ke depan ditambah bunga yang sudah mereka sepakati dengan para penjual.
“Sudah,
kalian jangan terlau khawatir dengan kondisi seperti ini. Siluman itu biar aku
ang urus, kalian bukan tandingannya.”
Tak
banyak yang dapat dilakukan warga selain menyerahkan segala masalah yang
diciptakan siluman itu kepada Mbah Wengi. Hanya dia yang katanya dapat mengusir
siluman ular yang memang sudah lama membuat warga tak dapat menikmati kehidupan
layaknya petani yang lain. Kalau Mbah Wengi sudah bilang begitu mereka manut, daripada harus berurusan langsung
dengan siluman yang katanya cantik itu. Mungkin jika siluman itu memiliki wajah
yang seram, bisa saja mereka lansung lari ketika bertemu dengannya. Nah, yang
ini silumannya punya paras bak bidadari. Katanya putih bersih seperti nasi
warteg Mak Sih yang memang dari dulu menjadi langganan para petani selepas dari
sawah. Bisa saja mereka malah kepincut dan
tahu-tahu sudah berada di tempat lain. Mungkin karena Mbah Wengi punya tampang
yang kurang sedap dilihat jadi siluman itu pun tak tertarik mengambil Mbah
Wengi sebagai pepayon. Pernah ketika
cucu pertamanya lahir, anaknya tidak mengijinkan untuk menggedong bayinya itu.
Karena dulu katanya bayi tetangga tiba-tiba saja demam tinggi sehari setelah dimomong Mbah Wengi, entah apa
penyebabnya.
Setidaknya
saat ini warga kampung sangat beruntung dengan adanya Mbah Wengi di tengah-tengah
mereka. Ia terkadang memberikan banyak nasehat yang jika ada orang yang mendengarnya
langsung manggut-manggut pertanda
iya, ikut dan nurut apa kata simbah. Maka dari itu di kampung itu ia menjadi
penasehat spiritual. Tak hanya warga kampung Kali Krasak saja yang rajin
meminta nasehat darinya. Bahkan ada beberapa pejabat dan artis dari Jakarta
yang sengaja jauh-jauh ke kampung yang bisa dibilang jauh dari peradaban itu
hanya untuk meminta nasehat-nasehat dari simbah. Entah itu tentang bisnis,
jodoh, maupun peruntungan lainnya. Untuk warga Kali Krasak yang menyempatkan
diri sowan ke tempat Mbah Wengi bisa
ditebak apa yang mereka minta, kalau bukan jodoh ya minta diramalkan nomor togel
mengingat kondisi ekonomi warga sendiri dari kalangan ekonomi menengah sampai kepada
kalangan ekonomi melarat. Jadi tak heran jika banyak warga yang berbondong-bondong
minta diramalkan nomor togel karena sudah jengah hidup miskin tujuh turunan,
bahkan lebih.
Hari
demi hari warga masih belum mendapati adanya perubahan selain utang mereka yang
kali ini ditambah denda karena sudah melebihi waktu pelunasan yang dijanjikan.
Terpaksa beberapa warga harus menjual barang-barang berharga milik mereka seperti
palu, cangkul, linggis dan semacamnya. Bagi warga Kali Krasak, peralatan
semacam itu sangat bernilai besar karena memang tak ada lagi barang yang lebih
mahal selain ketiga jenis barang tadi. Namun untuk menutupi hutang-hutang yang
sudah terlanjur mereka ambil dari warga kampung tetangga, jelas sangat tidak
cukup untuk melunasi hutang yang tersisa. Separuhnya pun tak sampai. Warga tak
lagi punya pemasukan selain dari bertani di sawah yang ditengah-tengahnya
terdapat sumur keramat yang dihuni siluman pemiskin umat sebut mereka.
(bersambung...)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar