Sumber gambar : http://lelang-lukisanmaestro.blogspot.co.id/2016/01/lukisan-abstrak-karya-heno-airlangga.html
Menurut
cerita warga asal-muasal siluman ular ini merupakan jelmaan putri Sekar Weling
yang cintanya dihianati pangeran Haryo Welang. Rumah tangga yang sudah
dikarunia 7 orang anak itu hancur karena
pangeran Haryo Welang yang kedapatan bermain api dengan selirnya sendiri. Putri
Sekar Weling yang mengetahui akan hal itu akhirnya kalap dan berniat membunuh
keduanya, alhasil pertengkaran di dalam rumah tangga pemilik kerajaan itu pun
tidak dapat dihindari. Pangeran Haryo Welang yang akhirnya terpancing emosi
dengan sengaja membunuh istrinya sendiri Putri Sekar Weling. Agar kejadian itu
tidak diketahui seisi kerajaan akhirnya jasad putri Sekar Weling dibuang ke
dalam sumur tua di tengah hutan yang sekarang menjadi ladang milik warga
tersebut. Sampai sekarang warga pun tidak ada yang berani bekerja di ladang
lantaran adanya siluman tersebut. Mbah Wengi merupakan satu-satunya orang yang
menjadi asal-muasal cerita itu menyebar ke telinga warga sekampung.
“Ini
sudah tidak bisa dibiarkan, banyak warga hilang gara-gara dhemit sumur tua itu mbah, lihat itu si Warni, stres suaminya
hilang tak ada kabar sampai sekarang”.
“Jangan
gegabah, ini bukan perkara santai yang bisa kalian urus sinambi ngopi di warung Mak Sih, perlu ilmu yang tinggi untuk nggusah siluman itu, kalau tidak kuat
kalian bisa ketlingsut juga seperti
yang lain”.
“Mau
sampai kapan mbah kita harus sabar ? warga banyak yang tak berani ke ladang
gara-gara takut digondhol siluman
ular itu, akibatnya kita bisa gagal panen tahun ini, anak bojoku ameh dipakani opo ?”
“Tidak
usah bingung, sampean-sampean bisa
beli bahan pokok ke kampung sebelah, saya dengar hasil panen mereka melimpah
tahun ini, bisa untuk mencukupi kebutuhan dua kampung, barangkali mereka mau
jual murah untuk tetangga kampung sendiri”.
Akhirnya
karena kondisi tersebut para warga pun mau mengikuti saran mbah Wengi. Keesokan
harinya warga kampung Kali Krasak berbondong-bondong ke kampung tetangga untuk
membeli hasil panen demi mencukupi kebutuhan keluarga. Warga yang sudah tahu
akan kedatangan banyak pembeli akhirnya memberikan harga terbaik yang mereka
punya. Tomat, cabai, bawang merah, dan bawang putih mereka naikkan di atas
harga pasaran dengan dalih bahwa hasil panen tahun ini anjlok dari tahun-tahun
sebelumnya, terpaksa warga Kali Krasak yang membutuhkan kebutuhan pokok dari
kampung tetangga harus menerima harga jual yang naik dua kali lipat. Pikir
mereka daripada anak istri tidak bisa makan lebih baik rugi sementara waktu
dengan harapan akan ada solusi untuk menghentikan teror siluman ular yang
menyebabkan kondisi ini terjadi.
(bersambung...)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar