"Bahkan pagi hanya membubuhkan setulis perumpamaan, dalam hatimu yang selagi bara karena keadaan dan matamu yang cembung dilukis para perindu puisi.
Ia masih enggan menitahmu seperti teh dan air yang luruh marut memandikan cekung cawan.
Engkau masih saja sibuk memetik pelangi yang menyemai pada hujan.
Dengannya engkau nyalakan selembar perapian puisimu, yang terus saja kau sulut pada semerah pipi dan prosa air terjun yang menggambar jelas pada cembung pelatarannya"
Cikarang, 28-11-2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar